TAUHID RUBUBIYAH, ULUHIYAH, ASMA’
WAS SIFAT
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Tauhid
Dosen Pengampu : Drs. Zainul Arifin,
M.Ag
Disusun Oleh :
1.
Linda Septiani (124311008)
2.
Maya
Ratnasari (124311009)
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014/2015
TAUHID RUBUBIYAH, ULUHIYAH, ASMA’
WAS SIFAT
I.
PENDAHULUAN
Manusia berdasarkan fitrah dan akal
sehat pasti mengakui bahwa Allah itu esa, tidak bersekutu istilah ini yang
disebut tauhid. Tauhid adalah kunci dari makna hidup, bahkan manusia dan jin
diciptakan hanya untuk bertauhid kepada Allah semata.
Ilmu tauhid adalah ilmu yang paling
penting bagi tiap-tiap muslim karena bahasan ilmu tauhid ini menyangkut akidah
islam. Sedangkan akidah islam merupakan pondasi bagi keberagaman seseorang dan
benteng yang kokoh untuk memelihara akidah muslim dari setiap ancaman keraguan
dan kesesatan. Tanpa mengetahui ilmu tauhid kita tidak akan mengetahui tujuan
hidup yang sebenarnya.
Dalam makalah ini akan diuraikan
mengenai macam-macam tauhid, seperti tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, tauhid
asma wa sifat. Setiap macam dari ketiga macam tauhid itu memiliki makna yang
harus dijelaskan agar perbedaan antara ketiganya menjadi jelas.
II.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang
dimaksud dengan tauhid?
2.
Apa pengertian
tauhid rububiyah,tauhid uluhiyah dan tauhid asma wa’sifat?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Tauhid
Asal
makna Tauhid ialah karena bagiannya yang terpenting menetapkan sifat “ wahdah “
(satu) bagi Allah dalam zat-nya dan dalam perbuatannya menciptakan alam
seluruhnya dan bahwa ia sendiri pula tempat kembali segala alam ini dan
penghabisan segala tujuan.[1]
Menurut para ahli, ilmu tauhid ialah :
علم يبحث فيه عن اثبات العقائد
الدينيةبالأدلة اليقينية
“Ilmu yang membahas segala kepercayaan
keagamaan dengan menggunakan dalil-dalil yang meyakinkan”.[2]
Sedangkan
menurut Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, ilmu tauhid ialah ilmu yang
membicarakan tentang cara-cara menetapkan akidah agama dengan mempergunakan
dalil-dalil yang meyakinkan, baik berupa dalil aqli, dalil naqli, ataupun dalil
wijdani.[3]
Keyakinan
tauhid sebagai pegangan hidup, wajib di jadikan pangkal atau sumber pikiran
umat tauhid, dengan arti ketentuan-ketentuan Allah harus menerangi dan
menghidupkan roh, dan memberikan nur yang membukakan pikiran dan alam pikiran.[4]
B.
Tauhid Rububiyah
Tauhid al-Rububiyah adalah diambil dari salah satu nama Allah al-Rabb, yang
memiliki beberapa makna yaitu : pemeliharaan, pengasuh, pendamai, pelindung, penolong
dan penguasa.[5]Secara umumnya dapat
diartikan mentauhidkan Allah dalam
perbuatan-Nya, seperti mencipta, menguasai, memberikan rizki, mengurusi
makhluk, dll. Yang semuanya hanya Allah semata yang mampu dalam semua alam
semesta. Dan semua orang meyakini adanya Rabb yang menciptakan, menguasai,
dll.Setelah mengetahui bahwa pencipta kita adalah Allah swt, dan bahwa keberadaan
dan managemen kita hanya berada di tangan-Nya, kita juga harus percaya bahwa
tak seorangpun selain Dia yang mempunyai hak untuk memerintah dan membuat hukum
bagi kita.
Yang dimaksud dengan hal ini ialah bahwa alam raya ini diatur oleh mudabbir
(pengelola), pengendali tunggal, tak disekutui oleh siapa dan apa pun dalam
pengelolaan dan pen-tadbiran-Nya. Dialah
Allah (Mahasuci Dia) Pengelola alam
semesta ini.Adapun pentadbiran para malaikat serta semua sebab (lantaran) yang saling berkaitan, tidak lain
adalah perintah-Nya. Hal ini berlawanan dengan pendapat sebagian kaum musyrikin
yang percaya bahwa yang berkaitan dengan Allah SWT hanyalah perbuatan
penciptaan dan pengadaan mula pertama saja, sedangkan pentadbiran dan pengaturan segala jenis makhluk dan benda
diatas bumi ini selanjutnya diserahkan sepenuhnya kepada benda-benda
langit,malaikat, jin,serta maujudat spiritual yang diperankan oleh
berhala-berhala yang disembah. Jadi menurut mereka tidak ada sangkut paut Allah dalam hal
pentadbiran dan pengelolaan urusan segala nya.
Akan tetapi, dengan jelas dan terang
Al-Quran menegaskan bahwa Allah adalah sang pengatur dan pengelola (al-Mudabbir) bagi alam
semesta, maka yang demikian itu
semata-mata atas izin dan perintah-Nya.
Allah SWT berfirman dalam QS.Al-A’raaf:
إن ربكم الله الذى خلق السموات والأرض فى ستة ايام تم استوى على العرش يغشى
اليل النها ر يطلبه, حثيثا والشمس والقمر والنجوم ميخرت بأمره ألا له الخلق والأمر
تباركالله رب العلمين
Artinya :
“ Sesungguhnya Tuhan kamu ialah
Allah SWT yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia
menguasai diatas arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya
dengan cepat dan (diciptakan –Nya pula)matahari, bulan dan bintang, yang
semuanya tunduk kepada perintah-Nya.ingatlah
menciptakan dan memerintah hanyalah hal Allah. Maha Suci Allah, Tuhan
semesta alam”.(QS.Al-A’raf : 54)[6]
Maka, siapa saja yang memiliki
pengetahuan, walaupun sedikit, tentang ayat-ayat Al-Quran, pasti mengetahui manakala Allah SWT
menisbahkan banyak dari perbuatan atau tindakan kepada diri-Nya sendiri, sementara disaat yang sama dan diberbagai
ayat lain Ia menisbahkannya kepada selain Dia,
maka yang demikian itu sama sekali tidak mengandung pertentangan (kontradiksi).
Sebab, adanya pembatasan timbulnya segala perbuatan pada zat-Nya sendiri saja
ialah yang semata-mata bersifat “mandiri sepenuhnya”. Hal ini tidak bertentangan
dengan penyekutuan sesuatu selain-Nya dalam perbuatan itu, dalam arti bahwa ia
hanya sebagai pelaksana perintah dan kehendak-Nya.[7]
C.
Tauhid Uluhiyah
Ulluhiyyah diambil dari kata al-ilah yang maknanya sesuatu yang disembah
(sesembahan) dan sesuatu yang ditaati
secara mutlak dan total.kata llah ini diperuntukkan bagi sebutan sesembahan
yang benar (haq).[8]Tauhid uluhiyyah adalah
menyakini bahwa tiada tuhan selain Allah SWT.Ini juga merupakan hasil lain
keyakinan alamiah-warisan dalam diri manusia.Jika eksistensi kita berasal dari
Allah Swt.,pengaturan dan pengarahan hidup kita diserahkan kepada-Nya.
Anda mungkin telah menyadari bahwa Al-Quran memandang politeisme sebagai
sebuah dosa. Ketika dosa-dosa besar diperhitungkan,”politeisme berada dipuncak
daftarnya,”demikian dikatakan orang politeisme dalam praktiknya berarti
menyembah kepada selain Allah Swt., meskipun si penyembah tidak mempercayai bahwa
sembahannya itu patut disembah, dan hanya menyembahnya karena
kepentingan-kepentingan tertentu.[9]
Firman Allah SWT:
وإلهكم إله واحد لاإله إلا هوالرحمن الرحيم
Artinya:
“Dan Tuhanmu
adalah Tuhan Yang Maha
Esa tidak ada Tuhan
melainkan Dia, Yang Maha Pemurah
lagi Maha Penyayang”. (QS. Al
Baqarah:163)
Tauhid Uluhiyyah ini
berhubungan erat dengan dua hal, yaitu: 1) Amal/perbuatan, 2) Ibadah. Supaya
kedua hal tersebut mendapat pahala, maka wajib bagi setiap muslim untuk
meyakinkan pentingnya Niat/Ikhlas didalam beramal dan beribadah. Para ulama
telah sepakat Niat yang Murni berperan penting dalam meridhoi amal dan ibadah
yang kita lakukan sehari-hari.
Ibnu Athoillah
menyatakan bahwa Niat/Ikhlas adalah Ruhnya:
“Amal-Amal adalah
laksana gambaran-gambaran yang berdiri tegak dan yang menjadi ruhnya adalah
rahasia ikhlas/niat”
Berdasarkan keterangan
di atas, amal-amal seperti sholat dan bersedekah tidak akan ada ruhnya dalam
arti tidak akan diterima dan diberi pahala apabila tidak diiringi dengan niat
yang murni. Sholat yang dikerjakan ataupun sedekah yang berjuta-juta tanpa ada
niat yang benar seolah-olah sholat dan sedekah yang berjuta-juta itu laksana
jasad yang mati tergeletak tak ada arti.
Oleh karena itu, setiap aktifitas ibadah seperti: sedekah, puasa, apabila kosong tanpa keikhlasan/niat
didalamnya, maka sedekah, puasa, berdzikir tidak disebut sebagai ibadah tetapi
disebut adat (kebiasaan).
Ibnu Abbas menyatakan
bahwa:
كل عبادة خلت من الإخلاص
فليست عبادة بل هي عادة
“Setiap ibadah yang
kosong dari ikhlas/niat, maka itu bukanlah ibadah tetapi ia disebut kebiasaan
(adat)”
D. Tauhid Al Asma Wa’ al Sifat
Tauhid al Asma wa al Sifat adalah
penetapan dan pengakuan yang kokoh atas
nama-nama dan sifat-sifat Allah SWT yang luhur berdasarkan petunjuk Allah SWT
dalam Al-Quran dan petunjuk rasulullah dalam sunnahnya. Mayoritas ulama
salaf yakni ulama yang konsisten dalam
mengikuti sunnah rasulullah, pandangan para sahabat dan tabiin yang shalih,
menetapkan segala nama dan sifat yang ditetapkan Allah SWT untuk diri-Nya, dan
apa-apa yang dijelas oleh Rasullulah bagi-Nya. Tanpa melakukan ta’thil
(penolakan), tahrif (perubahan dan penyimpangan lafadz dan makna), tamtsil
(penyerupaan) dan takyif (menanya terlalu jauh tentang sifat Allah SWT).
Sebagaimana firman Allah SWT :
ليس كثله شيء
وهو السميع البصير
Artinya:
“Tiada yang
menyerupai-Nya segala sesuatu, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (QS.
As Syura : 11)
‘Itiqad Ahlus Sunnah dalam masalah Sifat Allah Subhanhu wa Ta’ala didasari atas dua prinsip:
1. Bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala wajib disucikan dari semua sifat-sifat kurang secara mutlak, seperti ngantuk, tidur, lemah, bodoh, mati, dan lainnya.
2 .Allah mempunyai sifat-sifat yang sempurna yang tidak ada kekurangan sedikit pun juga, tidak ada sesuatu pun dari makhluk yang menyamai Sifat-Sifat Allah.
Ahlus Sunnah wal Jama’ah tidak menolak sifat-sifat yang disebutkan Allah untuk Diri-Nya, tidak menyelewengkan kalam Allah Subhanahu wa Ta’ala dari kedudukan yang semestinya, tidak mengingkari tentang Asma’ (Nama-Nama) dan ayat-ayat-Nya, tidak menanyakan tentang bagaimana Sifat Allah, serta tidak pula mempersamakan Sifat-Nya dengan sifat makhluk-Nya.
Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengimani bahwa Allah Azza wa Jalla tidak sama dengan sesuatu apapun juga. Hal itu karena tidak ada yang serupa, setara dan tidak ada yang sebanding dengan-Nya Azza wa Jalla, serta Allah tidak dapat diqiaskan dengan makhluk-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam menuturkan Sifat dan Asma’Nya, memadukan antara an-Nafyu wal Itsbat (menolak dan menetapkan) Maka Ahlus Sunnah wal Jama'ah tidak menyimpang dari ajaran yang dibawa oleh para Rasul, karena itu adalah jalan yang lurus (ash-Shiraathal Mustaqiim), jalan orang-orang yang Allah karuniai nikmat, yaitu jalannya para Nabi, shiddiqin, syuhada dan shalihin.
IV.
KESIMPULAN
Ilmu tauhid ialah ilmu yang
membicarakan tentang cara-cara menetapkan akidah agama dengan mempergunakan
dalil-dalil yang meyakinkan, baik berupa dalil aqli, dalil naqli, ataupun dalil
wijdani.
Tauhid al-Rububiyah adalah diambil dari salah satu nama Allah al-Rabb, yang
memiliki beberapa makna yaitu : pemeliharaan, pengasuh, pendamai, pelindung, penolong
dan penguasa. Tauhid uluhiyyah adalah menyakini bahwa tiada tuhan selain Allah
SWT.Ini juga merupakan hasil lain keyakinan alamiah-warisan dalam diri
manusia.Jika eksistensi kita berasal dari Allah Swt.,pengaturan dan pengarahan
hidup kita diserahkan kepada-Nya. Sedangkan Tauhid al Asma wa al Sifat adalah
penetapan dan pengakuan yang kokoh atas
nama-nama dan sifat-sifat Allah SWT yang luhur berdasarkan petunjuk Allah SWT
dalam Al-Quran dan petunjuk rasulullah dalam sunnahnya.
V.
PENUTUP
Demikianlah makalah yang telah kami susun, semoga bermanfaat bagi pembaca
dan pemakalah sendiri. Dan semoga apa yang
kita diskusikan dapat menambah rasa syukur kita kepada Allah dan menambah
pengetahuan kita. Kami menyadari masih banyak salah dalam penyusunan makalah ini,
untuk itu kami mengharap kritik dan saran yang membangun. Terima kasih
DAFTAR PUSTAKA
Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu
Tauhid atau Ilmu Kalam,Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009.
H.A. Malik
Ahmad, Tauhid Membina Pribadi Muslim dan Masyarakat,Jakarta: Al-Hidayah,
1980.
Abd Al- ‘Aziz
Al –Muhammad As- Salman,Tanya Jawab Masalah Aqidah,Jakarta:Binamenteng
Rayaperdana,1986.
Syaikh ja’far subhani,Tauhid
dan syirik,Bandung:Mizan,1987.
Muhammad Taqi Mishbah Yazdi,Filsafat Tauhid,Bandung:Arasy,1424
M.
[1]
Muhammad Abduh, Risalah Tauhid
[2]
Zainudin, Ilmu Tauhid Lengkap, (Jakarta: Rineka Cipta. 1996), h. 1.
[3] Teungku
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid atau Ilmu
Kalam, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009), h. 1.
[4]
H.A. Malik Ahmad, Tauhid Membina Pribadi Muslim dan Masyarakat,
(Jakarta: Al-Hidayah, 1980 M), cet. 4. h.33.
[5] ‘Abd Al- ‘Aziz Al –Muhammad As- Salman,Tanya
Jawab Masalah Aqidah,(Jakarta:Binamenteng Rayaperdana,1986), cet. 1. h.23.
[9]
Muhammad Taqi Mishbah Yazdi,Filsafat Tauhid,(Bandung:Arasy,1424 M), cet. 1. h.
62.
izin copas ya.. trimakasih :)
ReplyDelete